Syekh Ali Jum’ah: Shalawat Nabi Merupakan Ikrar Tauhid kepada Allah
.
Shalawat Nabi merupakan bentuk ikrar tauhid karena dimulai dengan meminta rahmat dari Allah lalu diakhiri dengan iman kepada Nabi Muhammad pemimpin para makhluk . Salah satu bukti kecintaan kita kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah dengan memperbanyak shalawat. Shalawat kepada Nabi termasuk salah satu sebab melimpahnya keberkahan dan kebaikan yang kita rasakan.
Sekarang ini, rasa keberkahan telah berkurang. Hal itu tidak lain disebabkan banyak dari kita yang enggan atau berpaling dari memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Syaikh Ali Jumah, mantan mufti Mesir mengemukakan, ada sebuah desa di Maroko sedang mengalami masa paceklik dan kekeringan.
Lalu seorang wanita datang dan duduk di dekat sumur yang hampir mengering. Dia berdoa kepada Allah SWT dan tiba-tiba sumber air dalam sumur itu keluar dengan derasnya.
Baca juga: Syekh Ali Jum'ah Mimpi Bertemu Rasulullah
Kemudian Syaikh Al-Jazuli mendatangi wanita tersebut dan bertanya tentang doa apa yang ia panjatkan kepada Allah SWT. Wanita itu menjawab, “Aku tidak meminta apa-apa kepada-Nya. Aku hanya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.” Lalu wanita itu duduk di pinggir makam dengan membaca shalawat kepada Nabi. Allah SWT melihatnya dengan penuh rahmat dan mengabulkan doanya, lalu memancarlah sumber air sumur tersebut dan penduduk desa selamat dari bencana kekeringan.
Peristiwa inilah yang kemudian mendorong Syaikh Al-Jazuli untuk menyusun kitabnya Dalail Al-Khairat. Kitab itu tersebar luas ke seluruh penjuru dunia mengajarkan shalawat kepada orang-orang dengan banyak redaksi yang penuh berkah. Lisan orang-orang yang senantiasa bershalawat kepada Nabi SAW menjadikan hati mereka penuh cahaya ilahi.
Berkah shalawat, Allah SWT meringankan beban-beban duniawi dan permasalahan mereka, serta memudahkan urusan-urusan mereka. Di akhirat nanti akan menemani Rasulullah SAW, sebagaimana sahabat Ammar bin Yasir RA di awal perang Shiffin. Dia mengatakan:
اليوم ألقى الأحبة محمدا وحزبه
“Hari ini aku akan berjumpa dengan orang-orang terkasih, yaitu Nabi Muhammad SAW dan sahabat beliau.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW mengandung makna yang kompleks dan menyeluruh, yaitu zikir kepada Allah SWT dan bersamaan dengan itu ada unsur kepatuhan pada perintah Allah yang mana kita diperintahkan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain itu shalawat juga mengandung pengagungan kepada pemimpin seluruh makhluk. Dan itulah substansi yang dimaksudkan. Karena shalawat juga mengandung kalimat paling mulia yaitu
أشهد أن لا إله إلا الله، وأن محمدا رسول الله.
Syekh Ali Jum’ah berkata, “Shalawat kepada Nabi merupakan bentuk ikrar tauhid darimu, karena kamu memulainya dengan meminta rahmat dari Allah SWT, dan ini bermakna pengesaan (Tauhid), lalu kamu mengakhirinya dengan iman kepada pemimpin para makhluk yakni Nabi Muhammad SAW.”
Inilah sebagian keutamaan membaca shalawat, dan tidak ada yang menyadarinya kecuali orang-orang yang telah dibukakan hatinya oleh Allah SWT.
Shalawat adalah perlindungan, shalawat adalah pencukupan, shalawat adalah obat, shalawat adalah benteng pelindung.
Shalawatlah yang akan melahirkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW dalam hati orang-orang yang beriman sehingga mereka menerima ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan.
Shalawatlah yang menjaga dan memelihara rasa cinta tersebut. Shalawatlah yang meningkatkan derajat hamba di sisi Tuhannya.
Shalawatlah yang menjadikan seorang mukmin memperoleh kehormatan jawaban mulia dari Sayyidina Muhammad SAW, karena beliau senantiasa menjawab orang yang bershalawat kepadanya. Dan shalawatlah yang menjadi pintu yang sempurna untuk sowan kepada Sayyidina Muhammad SAW.
Syekh Ali Jum’ah menegaskan bahwa untuk bisa berjumpa dengan Nabi, dimulai dengan membaca shalawat dan memperbanyak bacaan shalawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar