SHOLAWAT Jibril apakah Nabi Muhammad SAW pernah mencontohkannya sehingga menjadi amalan sunah bagi umatnya hingga akhir zaman. Bagi kaum Muslimin amalan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah ibadah yang dianjurkan.
Ustadz Umar Alfaruq dalam pesannya menjelaskan Sholawat Jibril berlandaskan dari hadits palsu dan sholawat nuridzati pun demikian dikarang oleh Sufi Syadzili yang tidak ada petunjuknya dari sunah.
"Sebaik baik sholawat adalah apa yang telah diajarkan oleh Nabi dan apa yang telah dibaca sahabat Nabi karena mereka merekalah sebaik baik contoh," ujarnya.
Jika benar Sholawat JIbril itu ada, kata dia, maka tentulah Nabi Muhammad SAW sudah memberi contoh dan mengajarkan terlebih dahulu.
Sementara itu Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal menjelaskan setiap amalan ibadah tentu harus berlandasakan apa yang telah dicontohkan dan dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Sehingga amalan ibadah mempunyai landasan dalil yang jelas, bukan hanya karena hawa nafsu manusia semata.
Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW memang sangat dianjurkan terutama sekali pada Kamis malam Jumat atau pada Hari Jumat.
Adapaun keutamaan bersholawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni;
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)
Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal menjelaskan, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)
Di antara sholawat yang dianjurkan dan dicontohkan dapat diamalkan adalah:
1. Dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi. [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi]” (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 60. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa hadits ini shohih)
2. Dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,
“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahu bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana kami bershalawat padamu?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah,
اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad
kama shollaita ‘ala ali Ibrahim,
innaka hamidun majid
Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya
karena engkau memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia
(Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 56. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa sanad hadits ini shohih)
3. Dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad
kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim,
innaka hamidun majid.
Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad
kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim,
innaka hamidun majid.”
Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya
karena engkau memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya
karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia
Itulah bacaan sholawat yang dapat diamalkan dan hendaknya mencukupkan diri dengan shalawat yang telah diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janganlah mengamalkan shalawat yang sebenarnya tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar