Doa

Pendahuluan:

Rasanya berdoa kepada Allah sudah menjadi hal tidak asing  bagi semua manusia, baik UMAT ISLAM sendiri, maupun menurut kepecayaan agama  yang lain. Kadang-kala permohonan tersebut dapat dikabulkan- tapi lebih banyak tidak dikabulkan. Bagaiman semestinya bila ditinjau dari keterangan dalam Al-Qur"an?


Mari kita ikuti seperti apa sebenarnya.


TELAHAAN
Firman Tuhan: QS(2)115:
"Walillahil masyriqu wal maghribu fa-ainamaa tuwalluu fatsamma wajhullahi innallaha waasi'un 'aliimun."

Artinya: "Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka kemana kamu menghadap disanalah wajah Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui."

Penjelasan:
Semisal kita menghadapkan pandangan kita ke Surabaya atau kemana tempat,  BUKAN BERARTI di tempat itu adanya Allah. Tetapi kemana saja tujuan pandangan Ruh-hati kita,  INGATAN kita senantiasa berada di Baitullah.

Firman Tuhan: QS(2)186:

"Wa-idzaa saalaka 'ibaadii 'annii fa-innii qariibun ujiibu da'wataddaa'i idzaa da'aani falyastajiibuu lii walyu'minuu bii la'allahum yarsyuduun(a)."

Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya AKU DEKAT. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

Maksudnya:
Bahwa Allah itu amat dekat. dekat dalam arti pandangan ingatan hati atau ruh kita,  ingatannya ada di baitullah. bila tidak demikian, akan menimbulkan sebuah pengertian yang berbeda, bahwa bisa-bisa kita akan memahami bahwa "Ruh" itulah Allah. Padahal justru pandangan Ruh dari jarak jauh,  karena Ruh itu adalah Nur atau Cahaya, maka disitulah Allah itu akan dekat pada kita.

Otomatis permohonan kita dikabulkan.

Firman Tuhan:QS(50)16:
"Walaqad khalaqnaa-insaana wana'lamu maa tuwaswisu bihi nafsuhu wanahnu aqrabu ilaihi min hablil wariid(i)."

Artinya: "Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia, dan Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat leher yang kedua."

Kepahamannya:
Dengan pandangan hakikat ingatan kita di Baitullah, maka Allah lebih dekat dari pada urat leher yang kedua.

Dimanakah allah lebih dekat dari urat leher yang kedua?

Firman Tuhan: QS(2)144:
"Qad naraa taqalluba wajhika fissamaa-i fa la nuwalliyannaka qiblatan tardhaahaa fa walli wajhaka syathral masjidilharaami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakum syathrahuu wa innal ladziina uutul kitaaba la ya'lamuuna annahulhaqqu mir rabbihim wa mallaahu bighaafilin 'am maa ya'muuun."

Artinya: "Sesungguhnya Kami melihat wajahmu menengadah ke atas langit, maka sungguh kami palingkan engkau (ke arah) kiblat yang engkau menyukainya. maka palingkanlah wajahmu ke arah masjidil haram. dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya.

Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab mengetahui bahwa, (berkiblat ke Masjidil Haram) adalah benar dari tuhan mereka, dan allah tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan."

Apa yang diharapkan ketika pandangan hati ada di Baitullah?

Firman Tuhan QS(3)96:
"Inna awwala baitiw wudhi'a lin naasi lal ladzii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil aalamiin.
Fiihi aayaatum bayyinaatum maqaamu ibraahiima wa man dakhalahuu kaana aamina."

Artinya: "Sesungguhnya inilah mula-mula rumah (baitullah di makkah,  belum ada rumah di permukaan bumi ini, termasuk masjidil aqsa, karena itu dibangun di zaman nabi sulaiman),yang aku nyatakan bagi manusia, berkat untuk ibadah (artinya ibadah yang dilakukan oleh manusia akan mempunyai nilai hakekat, bila mengetahui setiap ibadahnya, menghadap kiblat ingatannya di baitullah),  petunjuk seisi alam (bukan bagi alam), tetapi alam insan, yaitu ruh yang bersemayam di dalam dada).

Tanda yang nyata adalah Maqom Ibrahim (bekas pijaknya Ibrahim menbangun Ka'bah), Maqom tauhid pada hakikatnya,

artinya tempat ruh kita bertauhid kepada allah dan rasulnya, dan barang siapa yang masuk ke dalamnya, maka aman dia dari azabKu dunia dan akhirat."

Maksudnya, oleh karena manusia itu umat yang satu,  Tuhannya satu, maka Allah telah memerintahkan kepada manusia dari sejak Nabi Adam sampai ke Nabi Isa,  kemudian dilahirkannya pula Nabi Muhammad,  bahwa tiap-tiap manusia diperintahkan beribadah di Baitullah.

Disebabkan karena petunjuk datangnya di Baitullah.

Sehingga kehidupan manusia dapat menjadi tenang, nyaman, tenteram, tidak gelisah, tidak galau lagi.

Bagaimana cara beribadah yang dimaksud oleh Allah?

Jawabannya adalah shalat.
Siapa yang shalat?
Yang shalat itu mukmin.
Mukmin itu nama Ruh.
Abdi fil qalbil mu’miniin.
Kenapa Ruh itu yang Shalat?
Karena essensi ruh itu adalah cahaya atau nur.

Maka dari jarak jauh allah mendidik tiap-tiap manusia  melalui ruhnya, dikala beribadah di baitullah memperoleh taufiq dan hidayah bagi orang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Sedangkan kepada Nabi-nabi adalah wahyu

QS(42)52:
"Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim."

Artinya: "Dan demikianlah Kami wahyukan kepada ruh dengan perintah kami. engkau (sebelumnya) tidak mengerti apa kitab dan apa iman. tetapi, kami menjadikan kitab itu cahaya atau nur. (jadi ruh, iman, kitab itu adalah nur atau cahaya). melalui kitab itu, kami memberikan petunjuk kepada orang-orang yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami.

Dan sesungguhnya Allah menunjuki kepada jalan yang lurus."

Siapa yang shalat?

Firman Tuhan :QS(23)1-5: 

"Qad aflahal mu'minuun. Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi'uun. Wal ladziina hum 'anil laghwi mu'ridhuun. Wal ladziina hum liz zakaati faa'iluun. Wal ladziina hum li furuujihim haafizhuun.”

Artinya: "Sungguh menang pasti menang orang mukmin (bukan manusia) dalam shalat, khusyuk dan tawaduk kepada Allah. Dan orang-orang yang berpaling dari perbuatan sia-sia. Dan orang-orang yang mengeluarkan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kehormatannya."

Bagamana hukumnya, bila shalat tidak di baitullah?

Firman Tuhan :QS(8)35:

"Wa ma kaana shalaatuhum 'indal baiti illa mukaa-aw wa tashdiyatan fa dzuuqul 'adzaaba bi maa kuntum takfuruun."

Artinya: "Dan tidaklah shalat mereka itu di baitullah pada hakikatnya, lain tidak sebagai bersiul-siul dan bertepuk tangan atau bermain-main saja,  rasai siksa oleh karena mereka itu kafir."

Bagaimana kita mengetahui adanya mukmin?

Ketika kita tidur, semua organ tubuh tidak dapat berbuat apa-apa. Ketika ruh dikembalikan oleh Tuhan, maka kita dapat menggerakkan seluruh anggota tubuh,  lalu kita dapat berfikir-melihat, mendengar, mencium, berkata, merasa, membaca, dan sebagainya

Dapat kita memahami sesuatu, setelah kita membaca-mendengar, lalu kita fikir kan- sehingga menjadi paham- maka dinamakan kita menjadi tahu, 

Sehingga munculnya yang disebut: "ilmu pengetahuan", dari berbagai disiplinnya.

Bila kita menoleh ke dalam hati, lalu kita dapat mendengar suara yang tidak baik, karena terdapat ada unsur yang baik- munculnya ditempat timbulnya rasa tadi.

Misalnya, 
Kita sedang benci kepada orang lain,  iri, dengki, hasut-fitnah- dan kita tahu kita sedang berbohong-berdusta, angkuh, sombong, sedang kesal, dan lain sebagainya. lalu kita bisa marah, mengamuk dan menyerang orang lain, disebut sebagai  sifat-sifat yang tidak terpuji, inilah sesungguh yang disampaikan dalam firman Tuhan yang dikenal dengan ESENSI KAFIR bahasa arabnya-ENGKAR bahasa Indonesia.

Kita perhatikan:
Firman Tuhan, QS(64)2.
Dia yang menjadikan kamu diantaramu (bukan diantara kamu-kamu, artinya pada diri kita masing-masing),"ada yang kafir dan ada yang mukmin".

Firman tuhan : qs(64)2:
"Huwal ladzii khlaqakum fa minkum kaafiruw wa minkum mu’minuw wallaahu bi maa ta’maluuna bashii."

Artinya: "Dia yang menjadikan kamu di antara kamu (bukan di antara kamu-kamu, tetapi di dalam diri kamu masing-masing), ada yang kafir dan ada yang mukmin. dan allah maha melihat apa yang kamu kerjakan."

Maka itu, guna menjawab adanya essensi kafir (engkar),
Maka allah memberikan "rasa"=nikmat=
Zat- kepada  setiap manusia yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya.

Firman tuhan: qs 55:
ada 31 keterangan ayat yang menjelaskan, yang  berbunyi:

"nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan"?

"Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)"

Artinya: "nikmat tuhanmu yang mana yang kamu dustakan?"

Dengan adanya masing-masing manusia dapat menyadari adanya substansi kekafiran pada tiap-tiap dirinya, yang dapat didengar dan disadarinya, maka sudah dapat dipastikan seseorang itu dapat mencegahnya sebelum terjadi perbuatan keji dan mungkar.

Apabila tidak mengetahui dan menyadarinya, maka setiap manusia tidak akan mengendalikan dirinya. Akhirnya muncul-lah perbuatan keji dan mungkar, yang dapat meresahkan dirinya dan masyarakat luas. Itulah yang dikenal dengan "bisikan syetan sebangsa jin dan manusia".

Firman Tuhan: QS(114):
"Qul a'uudzu bi rabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas."

Artinya: "Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan manusia, yang menguasai manusia, tuhan manusia, dari kejahatan yang meragu-ragu dari bisikan syetan yang tersembunyi. yang nembisikkan dalam dada manusia, sebangsa jin dan manusia."

Lalu bagaimana menyelesaikan?

Maka:
Mukmin (ruh), diperintahkan mendirikan shalat,

Alamatnya: di baitullah.

Firman Tuhan: QS(2)125:
"Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud."

Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu baitullah (bukan ka'bah), untuk pulang pergi manusia, dan tempat yang aman. dan ambil-lah baitullah itu untuk tempat shalat. bersihkanlah rumahKu untuk orang yang tawaf, i'tikaf, ruku dan sujud."

Namun, diwaktu hendak mandirikan shalat "wajib ikut rasul".

Firman Tuhan: QS(24)56:

"Wa aqiimush shalaata wa aatuz zakaata wa athii'ur rasuula la'allakum turhamuun."

Artinya:
 "dan Dirikanlah Shalat, Keluarkan Zakat, Ikut Rasul, Supaya Kamu Mendapat Rahmat."

Barulah  kita memperoleh pengertian bahwa shalatlah yang dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, 

Firman Tuhan: QS(29)45:
"Utlu maa uuhiya ilaika minal kitaabi wa aqimish shalaata innash shalaata tanhaa 'anil fahsyaa-i wal munkari wa la dzikrullaahi akbaru wallaahu ya'lamu maa tashna'uun."

Artinya: "Bacakanlah Hai Muhammad apa-apa yang engkau wahyukan daripada Kitab dan dirikanlah shalat (di baitullah pada hakikat), sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,

dan sungguh mengingat allah lebih besar keutamaannya.  dan allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan."

Apa yang mau dicapai?

"Kesucian Hati".

Firman Tuhan: QS(87)14-15:

"Qad aflaha man tazakka.

Wa dzakarasma rabbihii fa shallaa."

Artinya: "Beruntunglah orang yang mensucikan dirinya yaitu dengan mengingat dan shalat."

Orang-orang seperti inilah yang sama kedudukannya dengan para nabi dan wali ,  shiddiqi dan syuhada serta orang yang shaleh-shaleh dan orang yang beriman.

Mengapa Allah menyuruh kita mengikut Rasul? Karena Muhammad Rasulullah itu adalah saksi.

Firman Tuhan: QS(48)8-9:

"Innaa arsalnaaka syaahidan wamubasy-syiran wanadziiran. Litu'minuu billahi warasuulihi watu'azziruuhu watuwaqqiruuhu watusabbihuuhu bukratan wa-ashiilaa.

Artinya: "Sesungguhnya, Kami mengutus engkau hai muhammad sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu beriman-(percaya) kepada allah dan rasul-nya, lagi menguatkannya, membesarkannya. dan bertasbih kepada-nya pagi dan petang."

Hadist Bukhari 3532:

"Hal tarawna qiblatii haa hunaa fawallaahi maa yakhfa 'alayya khusyuu'akum walaa rukuu'akum innii la araakum min waraa i zhahrii."

Artinya: Berkata rasulullah: "adakah engkau perhatikan kemana kiblatmu?"

Demi Allah tidak lepas dari penglihatan ku, cara-caramu khusyuk dan rukuk.

Sesungguhnya khusyuk dan rukukmu di belakangku ku, ku lihat (artinya apakah ada kamu di baitullah  apa tidak)."

Muslim 2354,  Imam Malik Al-Muwattaq 1844:

"Hal tarawna qiblatii haa hunaa fawallaahi maa yakhfa 'alayya sujuudakum walaa rukuu'akum innii la araakum min waraa i zhahrii."

Artinya: "Berkata rasulullah: "adakah engkau perhatikan kemana kiblatmu? "demi allah tidak lepas dari penglihatanku cara caramu sujud dan rukuk."

Sesungguhnya sujud dan rukukmu di belakangku- ku lihat (apakah ada kamu di baitullah apa tidak)."

Firman Tuhan: QS(48)10:
"Innal-ladziina yubaayi'uunaka innamaa yubaayi'uunallaha yadullahi fauqa aidiihim faman nakatsa fa-innamaa yankutsu 'ala nafsihi waman aufa bimaa 'aahada 'alaihullaha fasayu'tiihi ajran 'azhiiman."

Artinya: "Orang-orang yang berjanji dengan engkau hai muhammad sesungguhnya berjanji dengan Allah. tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya bahaya pelanggaran janji itu akan menimpa dirinya, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberinya pahala yang besar."

Sehubungan dengan janji kita kepada Allah bahwa orang-orang yang berjanji dengan Engkau hai Muhammad sesungguhnya berjanji dengan Allah.

Bagaimana caranya?

Kebenaran itu dari Tuhanmu,  itulah mukmin itulah Ruh. Maka esensi daripada Ruh atau Mukmin itu adalah sebuah Kebenaran, itulah shalat.

Firman Tuhan: QS(2)147:

"Al-haqqu min rabbika falaa takuunanna minal mumtariin(a)."

Artinya: "Kebenaran itu datang dari tuhanmu, maka oleh sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu."

Siapa yang ragu? Yang ragu itu adalah rasa,  terasa kita sedang ragu, yang dinyatakan oleh nikmat tadi.

Kenapa dia ragu? Karena dipengaruhi oleh substansi kafir atau engkar tadi.
Yang kafir atau yang engkar itu di dalam Quran disebutlah namanya adalah manusia.

Firman Tuhan: QS(100)6:

اِنَّ الْاِنْسَانَ لِرَبِّهٖ لَكَنُوْدٌ ۚ 

Artinya: "Sesungguhnya manusia itu kafir atau egkar kepada tuhannya."

Firman Tuhan: QS(70)19-20:

"Innal insaana khuliqa haluu'aa. Idzaa massahusy syarru jazuu'aa."

Artinya: "Manusia itu kafir, engkar (dalam bahasa indonesia) kepasa tuhannya, suka menantang, apabila dia menderita, berputus asa. apabila kaya, dia kikir".

Maka dapatlah Kita ketahui manusia itu melalui sifatnya.

Itulah yang didengar oleh masing-masing manusia melalui suara hatinya, Mengenai hal-hal yang tidak baik,  yang dikenal dengan bisikan syetan sebangsa jin dan manusia. Sebab substansi shalat itu mukmin, dia berada dalam tiap-tiap hati nurani manusia. Lalu kemudian dengan cara ingatan mendirikan shalat mengikut Rasul di Baitullah,  maka keragu-raguan tadi dapat terkendali dan  dilenyapkan oleh Allah. Itulah sebabnya Allah berkata, hari ini aku sempurnakan agamamu, aku cukupkan nikmatmu, aku berikan petunjuk.

Firman Tuhan: QS(5)3:

"...Al yauma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu 'alaikum mi'matii wa radhiitu lakumul islaama diinan..."

Artinya:..."Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepada kamu Nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam agama bagimu.."

Bagaimana caranya?

Hanya dengan ingat dan shalat.

Firman Tuhan: QS(2)152:

"Faadzkuruunii adzkurkum waasykuruu lii walaa takfuruun(i)."

Artinya: "Karena itu, ingat olehmu akan daku,  hanya mengingatkan aku akan di engkau, dan bersyukurlah kepada-ku, dan janganlah kamu kufur dengan nikmat."

Kesimpulan:

1. Kekuasaan Allah memang dimana-mana, meliputi tujuh lapis langit tujuh lapis bumi. Namun Allah menerima permohonan doa hambanya serta persembahan hambanya,  alamatnya di Baitullah, (tandanya ka’bah), 

Seumpama:
Kekuasaan Presiden Republik Indonesia meliputi NKRI.
Namun Presiden RI menerima permohonan apapun dari Rakyat.
Alamatnya: di Istana-Negara.

2. Segala doa yang kita pintakan kepada Allah, Sebelum kita meng-ikhtiarkan sesuatu,  apa saja yang akan kita perbuat, maka berdoalah terlebih dulu(pada ingatan) berada di baitullah,

Maka barulah lahir qadar dari pada Allah SWT.


Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan guna memperoleh makna yang sesungguhnya.

Billahi taufiq wal hidayah Wassalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

AR Yusuf  Pembina JmI

Kamis, Juli 27, 2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar