Marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah taala, diatas limpahan rahmat dan kurnianya buat kita semua, sehingga masih dapat menunaikan tugas kita sebagai hambanya, yakni shalat berjamaah di ruangan yang mulia ini.
Selawat dan salam hanya dilimpahkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai ikutan dan teladan kita serta harapan kita untuk mendapat safaatnya di hari kiamat kelak.
Di dunia selama diberikan kehidupan oleh Allah SWT, seseorang boleh saja menjadi kaya atau miskin, menjadi pemimpin atau yang dipimpin, raja atau rakyat biasa dan sebagainya sepanjang beriman, maka tidak akan menjadi orang-orang yang merugi. Namun dalam kondisi apapun juga orang tidak boleh hidup dalam kekafiran, karena akan menjadi orang-orang yang merugi. Dengan menjadi orang beriman sangat banyak petunjuk Allah SWT, yang bila dikerjakan secara patuh dan benar, maka jalan untuk mencapai kondisi yang diinginkan atau dicita-citakan akan terbuka luas. Kegagalan memang dapat terjadi, namun bukanlah karena Allah SWT, sebagaimana di firmankanNya dalam surat Ali Imran ayat 117 :
وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya: Allah tidak menganiaya mereka, namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Seseorang dikatakan menganiaya dirinya sendiri jika memilih jalan hidup bertentangan dengan petunjuk Allah SWT. Baik petunjuk tentang kehidupan duniawiyah semata-mata, maupun petunjuk kehidupan duniawiyah untuk mempersiapkan diri memasuki kehidupan akhirat sebagai orang-orang yang beruntung. Sejalan dengan itu Allah SWT berfirman :
وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Barang siapa yang menghendaki balasan di dunia, Kami berikan pahala kepadanya, dan barang siapa yang menginginkan pahala di akhirat Kami berikan pula pahala kepadanya”(QS>Ali Imran : 145 )
Firman Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa manusia boleh berusaha menjadi orang-orang yang berkualitas duniawiyah saja, maka Allah akan memberikannya sukses material. Manusia juga boleh berusaha menjadi orang berkualitas dua-duanya duniawiyah berupa jasmaniah dan rohaniah, maka Allah akan memberikan sukses material dan spritual sebagai orang-orang yang pandai mensyukuri nikmatNya.
Kemampuan bersyukur itu bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkat kualitas iman seseorang. Yang dimaksud dengan Iman adalah : kepercayaan, keyakinan sepenuhnya, mempercayai dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan tindakan segala apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW dari Allah. sabda Rasulullah SAW :
“Iman adalah pengakuan dalam hati, ucapan dengan lisan dan pengamalan dengan tindakan”.( HR: Muslim ).
Untuk menjadi hamba-hamba Allah yang berkualitas, bila kita mau kembali kepada konsep ajaran Islam, sangatlah mudah dan sederhana. Namun kemudahan dan kesederhanaan itu dianggap remeh oleh manusia. Karena mereka lebih menuruti kemauan iblis dan syaitan ketimbang kemauan Allah dan Rasulnya. Hamba Allah yang berkualitas, adalah mereka yang takut akan siksaan Allah dan selalu berdoa untuk dijauhkan dari siksaanNya, mereka juga sederhana dalam membelanjakan hartanya dan mereka juga bebas dari perbuatan syirik.
Selain dari itu, hamba-hamba Allah yang berkualitas juga memiliki ciri-ciri :
- Bertaubat dan beramal shaleh,Dalam quran surat al-Furqan ayat 71, Allah berfirman:
وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا
Artinya Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat sebenarnya”
- Tidak berdusta dan tidak memberikan kesaksian palsu. Sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam surat Furqan ayat 72: yang artinya”Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbauatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya”.
- Siap menerima teguran, kritikan yang membangun dan nasehat-nasehat dari sesama muslim. Firman Allah :
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta”( al-Furqan : 73 )
Dengan penjelasan yang sederhana diatas, mudah-mudahan menjadi peringatan dan pelajaran buat kita semua. Mari kita bangun nilai-nilai hidup yang Islami, untuk menatap masa depan umat yang cemerlang tanpa ada yang merusak perasaan, pikiran dan kepribadian dirinya sendiri. Wujudkan semangat dan ruh Islam, yang mampu memapah ketika susah dan dan tersenyum disaat mendapat rahmat, gembira dan bersyukur ketika Allah berikan kepercayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar