Pria ganti kelamin menjadi wanita

Operasi ganti kelamin yang belakangan marak dibicarakan bukanlah proses yang mudah untuk dilalui. Berbagai tahapan dan persiapan harus dilakukan seseorang yang ingin mengubah gendernya.

Wolipop berkesempatan mendatangi Rumah Sakit Internasional Yanhee atau Yanhee International Hospital di Khwaeng Bang Ao, Khet Bang Phlat, Bangkok, Thailand, yang memang populer sebagai tempat operasi ganti kelamin. Direktur Marketing Internasional Rumah Sakit Yanhee Ismael Naypa pun menjelaskan berbagai prosedur yang harus dijalani pasien operasi ganti kelamin.

Baca Juga:

Ketika Orang Indonesia Operasi Ganti Kelamin di Thailand
Suasana Yanhee Hospital di Bangkok, Thailand. Rumah sakit ini menawarkan prosedur ganti kelamin. (Foto: Eny Kartikawati/Wolipop)

Operasi ganti kelamin sendiri terbagi menjadi dua yaitu operasi dari pria menjadi wanita atau di Rumah Sakit Yanhee dikenal dengan MTF (Male to Female) dan operasi dari wanita menjadi pria atau FTM (Female to Male). "Proses yang kedua lebih rumit dan lebih sulit," jelas dr. Ismael Naypa saat ditemui Wolipop di Yanhee Hospital, Kamis (3/5/2018).

Male to Female Reassignment Surgery

Menurut dr. Ismael, Rumah Sakit Yanhee tidak sembarangan mengizinkan seseorang melakukan tindakan operasi ganti kelamin. Meskipun rumah sakit ini populer sebagai tempat operasi mengubah kelamin, tidak serta-merta seorang pria atau wanita yang datang ingin mengganti gendernya mendapat persetujuan.

"Ada pria yang datang masih dalam kondisi selayaknya seperti seorang pria, kami tidak akan memberikannya persetujuan," ujar dr. Ismael.

Saat seorang pria yang masih tampak jantan datang ke Rumah Sakit Yanhee, dia akan ditolak karena untuk melakukan tindakan ini seseorang setidaknya sudah mengubah dirinya. Bukan hanya sekadar penampilan luar saja, tapi dari dalam pun telah diubahnya dengan meminum obat hormon.
Anatomi organ untuk prosedur 'Male to Female'. (Foto: Eny Kartikawati/Wolipop)

Dan dr. Ismael menegaskan orang tersebut harus dinyatakan oleh psikiatris sebagai penderita Gender Identity Disorder. Berikut ini persyaratan yang harus dipenuhi seorang pasien operasi ganti kelamin pria menjadi wanita:

1. Memiliki surat rekomendasi dari dua psikiatris (psikiatris dari negara asal dan dari Rumah Sakit Yanhee) yang menyatakan bahwa orang tersebut:

- Didiagnosa menderita Gender Identity Disorder

- Telah menjalani kehidupan sehari-hari sebagai wanita setidaknya selama satu tahun

- Gender Identitty Disorder yang dimaksud sesuai dengan kriteria dari Harry Benjamin International Gender Dysphoria Association.

2. Memiliki sertifikat medis dengan detail berbagai terapi hormon kewanitaan yang telah dilakukan:

- Obat hormon yang dikonsumsi harus sesuai resep dan penggunaannya dimonitor oleh psikiater berlisensi.
- Obat hormon harus dikonsumsi selama satu tahun.
Setelah berbagai persyaratan di atas terpenuhi barulah seorang pria bisa menjalani operasi ganti kelamin. Dan berikut tahapannya:
- Operasi payudara atau pemasangan implan payudara
- Orchiectomy atau operasi pembuangan testikel
- Penectomy atau operasi pengangkatan penis
- Vaginoplasty atau operasi rekostruksi vagina
- Operasi mengubah suara
- Operasi menghilangkan jakun
- Berbagai tindakan operasi agar wajah menjadi mirip wanita mulai dari operasi tulang wajah, hidung, facelift, dan lain-lain.
- Dan body countouring atau operasi pembentukan tubuh agar mirip wanita.
Seluruh tahapan di atas dilakukan tidak dalam satu waktu. Yang bisa dilakukan dalam satu kali tindakan operasi adalah orchiectomy dan penectomy. Jeda antara satu operasi ke operasi berikutnya adalah tiga sampai enam bulan. Oleh karena itu perubahan pria menjadi wanita ini bukanlah sesuatu yang instan.
Perawat di Yanhee International Hospital. Foto: Eny Kartikawati/Wolipop

Dalam melakukan pembedahan, dr. Ismael mengatakan dokter akan membuat alat kelamin wanita yang bisa berfungsi selayaknya milik wanita pada umumnya. Alat kelamin tersebut memiliki labia, klitoris hingga kanal vagina. Klitoris yang baru dibuat pun memiliki syaraf yang bisa membuat pemiliknya terstimulasi secara seksual saat disentuh. Vagina baru ini dibuat dengan teknik Penile Skin Inversion atau diambil dari kulit penis pria jika memang penis tersebut memiliki panjang yang cukup.

Female To Male Reassignment Surgery

Operasi mengubah kelamin dari wanita menjadi pria, menurut dr. Ismael, tidak sepopuler operasi pria menjadi wanita. Selain karena tahapannya lebih panjang, biaya yang harus dikeluarkan pun lebih banyak.

Untuk persyaratannya sendiri sama dengan tindakan penggantian kelamin pria menjadi wanita, seperti yang sudah dijelaskan di bagian atas. Surat rekomendasi dari dua psikiatris wajib dimiliki dan si wanita telah menjalani kehidupan sehari-hari sebagai pria selama setidaknya satu tahun.
Anatomi organ untuk prosedur 'Female to Male'. (Foto: Eny Kartikawati/Wolipop)

Berikut deretan tahapan yang harus dilalui wanita ketika mengubah alat kelaminnya menjadi seperti pria:
- Operasi pengangkatan payudara
- Total Abdominal Hysterectomy with Salpingo-Oophorectomy (TAHBSO), operasi pengangkatan organ reproduksi seperti uterus, tuba falopi dan rahim.
- Vaginectomy and Urethral Lengthening, operasi penutupan lubang vagina dan memperpanjang saluran kencing untuk persiapan pemasangan penis di tahap selanjutnya
- Operasi pembuatan penis palsu. Penis palsu ini dibuat dari daging yang diambil dari area lengan yang kemudian disambungkan dengan kateter sehingga bisa berfungsi sementara sebagai salurang kencing
- Operasi pemasangan penis yang dibuat dari daging lengan ke area genital.
- Operasi mengubah suara
- Berbagai tindakan operasi wajah agar lebih mirip pria.
- Body countouring jika memang diperlukan.

(dtg/dtg)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar