Fir'aun, Haman dan Qarun Melawan Musa

Koalisi Firaun, 

Masih berbicara tentang kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, kali ini tentang kekuatan utama yang melawannya.

Allah berfirman
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (23) إِلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ كَذَّابٌ

“Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Firaun, Haman, dan Qarun; maka mereka berkata, “(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” 
QS Ghafir 23-24.

1. Firaun sebagai Simbol Penguasa Zalim
Adalah sebuah gelar kerajaan yang ada di Mesir, dan nama Firaun ini diulang dalam Alquran sebanyak 74 kali, lebih banyak dari penyebutan nama Ibrahim sebanyak 64 kali.

Di kalangan sejarawan terjadi perbedaan pendapat tentang Firaun yang bersama Nabi Musa, apakah dua sosok yang berbeda atau satu sosok yang sama dari mulai pengasuhan Musa hingga penenggelamannya di laut merah.

Ada yang mengatakan bahwa Firaun yang mengasuh Musa hingga usia 40 tahun yaitu Tuthmosis III yang berkuasa 54 tahun adalah berbeda dengan Firaun yang tenggelam di laut merah yaitu Ramesses II, yang memerintah selama 66 tahun (1279-1213 SM).

Dan ada pula yang menyatakan Firaun yang bersama dengan Musa adalah sosok yang sama dari mulai masa pengasuhan hingga tenggelamnya di laut merah yaitu Ramesess II.

Semua berawal dari pernyataan Al Quran Surat As Syu’ara 18;
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ

“Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih anak-anak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.”

Nah ayat itulah yang kemudian ditafsirkan para mufassir bahwa Firaun yang bersama Musa adalah sosok yang sama.

Namun ada juga yang tidak menafsirkan seperti itu. Karena ketika Nabi Musa kembali dari Madyan negeri Nabi Syu’aib itu perkiraan umur Nabi Musa sudah berusia 50 tahun, sehingga ada pertanyaan berapa usia Firaun jika dianggap sosok yang sama antara yang mengasuh dan yang tenggelam.

Dijawab oleh yang berpendapat satu sosok dengan laporan penelitian Dr. Maurice Bucaille tentang jenazah Ramesses II, ditemukan fakta bahwa ia meninggal ketika berumur 92 tahun, dan memang di dalam mumi tersebut terkandung kristal garam. Hasil temuan ini menguatkan asumsi kemungkinan besar mumi tersebut terendam di dasar laut.

So, whatever, itulah sejarah sekadar tahu saja. Karena yang penting adalah pada karakter Firaun (siapa pun dia) yang sombong karena mau menandingi Tuhan, pendusta dengan mengaku Tuhan dan zalim kepada rakyatnya.
Inilah Firaun sebagai simbol penguasa zalim.

2. Haman simbol Politisi Busuk dan Intelektual Penjilat
Haman (Arab: هامان, Hāmān) adalah seorang penasihat Firaun dan pelaksana proyek pembangunan menara yang digunakan Firaun untuk melihat Tuhan yang berada pada zaman Musa.

Istilah “haman” dalam Alquran pernah diperdebatkan oleh sebagian orientalis sebagai bentuk kesalahan dalam pembacaan Alkitab dari Kitab Ester karena menempatkan Haman 1.100 tahun sebelum zaman Ester.

Namun, perdebatan itu menemui titik terang setelah ditemukannya prasasti “Batu Rosetta” tahun 1799 dan tersingkapnya nama “Haman” yang menggambarkan hubungannya dengan Firaun. Dalam pengkajian Alquran, diidentifikasikan bahwa Haman muncul setelah kembalinya Musa dari Madyan dan mati bersama Firaun dan tentaranya dalam peristiwa Eksodus.

Sungguh Alquran adalah benar datangnya dari Allah karena dapat mengungkap sejarah dengan bukti yang benar. Dalam Alquran, nama Haman disebut sebanyak enam kali. Masing-masing terdapat pada Alqashash ayat 6, 8, dan 38; surah Al-Ankabut ayat 39; dan surah Almu’min ayat 24 dan 36.

Di antaranya;

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَٰهَٰمَٰنُ ٱبْنِ لِى صَرْحًا لَّعَلِّىٓ أَبْلُغُ ٱلْأَسْبَٰبَ

“Dan Firaun berkata, ‘Wahai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu.” (QS Al Mu’min: 36).

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

“Dan Firaun berkata, ‘Wahai para pembesar kaumku, aku tidak mengetahui ada tuhan bagimu selain aku. Maka bangunkanlah tanah liat untukku, wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.” (QS Al Qashas: 38).

So, Haman ini penasihat Firaun yang memberikan masukan akan apa yang diputuskan oleh Firaun. Haman pula yang mendorong Firaun menolak ajaran Nabi Musa, dan membuat keputusan untuk mengusirnya. Haman ini simbol politisi busuk dan intelektual penjilat.

3. Qarun Pebisnis Tamak dan Culas
Adalah sepupu Musa, anak dari Yashar adik kandung Imran ayah Musa. Baik Musa maupun Qarun masih keturunan Yaqub karena keduanya merupakan cucu dari Qohits putra Lewi, Lewi bersaudara dengan Yusuf anak dari Yaqub, dari ibu yang berbeda.

Silsilah lengkapnya adalah Qarun bin Yashar bin Qahits/Quhas bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim.

Qarun ini pengusaha sukses yang kaya raya, memiliki harta yang sangat berlimpah. Begitu besarnya dan banyak kekayaannya sehingga kunci-kunci brankasnya begitu berat diangkat orang-orang yang kuat. Perhatikan kisahnya yang diabadikan di Surat Al Qashas 76-78;

إِنَّ قَارُوْنَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوْسٰى فَبَغٰى عَلَيْهِمْۖ وَاٰتَيْنٰهُ مِنَ الْكُنُوْزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهٗ لَتَنُوْءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِى الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهٗ قَوْمُهٗ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِيْنَ

“Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.”

وَابْتَغِ فِيْمَا اٰتٰكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللّٰهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْأَرْضِۗ إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Alah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”

قَالَ إِنَّمَا أُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللّٰهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّأَكْثَرُ جَمْعًاۗ وَلَا يُسْأَلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ

“Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.”

Qarun ini merapat ke rezim Firaun untuk bisa melanggengkan kerjaan bisnisnya. Dan di satu sisi Firaun juga diuntungkan dengan adanya Qarun untuk melawan saudaranya yaitu Nabi Musa ‘alaihis salam.

So, tangan kanan Firaun itu Haman politisi busuk, dan tangan kirinya adalah Qarun pebisnis tamak lagi culas.

Sejarah pasti akan berulang dan akan kembali menampakkan wajahnya dalam bentuk yang berbeda, dalam kisah, sosok dan cerita dan setting yang berbeda, namun masih dengan esensi dan pembelajaran yang sama. Karena memang itulah salah satu mengapa sejarah itu ada, sebagai wahana pembelajaran.

Begitu kira-kira yang pernah disampaikan ust Anis Matta dalam salah satu tulisan beliau.

Maka kita bisa mengambil pelajaran dari kisah tiga tokoh di atas agar karakter mereka tidak ada pada karakter jiwa kita dan anak keturunan kita.

1. Karakter Sombong Amat
Karena sesungguhnya sifat sombong itu hanya milik Allah. Jika seseorang bersombong padahal hakikatnya dia tak kuasa dengan miliknya, maka sama saja ia menantang Tuhan, inilah sifat Firaun.

2. Penjilat
Menjadikan yang halal jadi haram, yang nggak masuk seolah menjadi realistis dan rasional demi mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya. Inilah sifat Haman.

3. Sok Pamer
Pamer dengan kekayaan yang dimiliki seolah itu abadi dimilikinya. Merasa hebat dan merasa itu hasil usahanya tanpa melibatkan Allah. Inilah sifat Qarun.

4. Menentang Syariat
Menolak kebenaran ilahi meski kebenaran itu terbukti di depan matanya. Inilah sifat yang ada pada ketiganya.

5. Menebarkan kerusakan dan ketakutan
demi mempertahankan kekuasaannya. Melakukan apa saja demi mendapatkan kenikmatan hidupnya meski harus menzalimi orang lain.

6. Terbukti bahwa kekuasaan, kekayaan dan kesuksesan duniawi bukanlah yang utama

Percayalah, sifat-sifat itu akan memusnahkan mereka di dunia dan akhirat. Bukankah akhirnya Firaun dan Haman tenggelam di lautan Merah dan Qarun tenggelam ditelan bumi. Koalisi kebatilan tidak akan pernah langgeng, pada saatnya hancur baik di dunia lebih lebih di akhirat.

فَٱنتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَٰهُمْ فِى ٱلْيَمِّ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ عَنْهَا غَٰفِلِينَ

“Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu.” (Al A’raf 136).

Sungguh demikian tokoh sentralnya yaitu Firaun badannya ditemukan agar bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ، وَإِنَّ كَثِيراً مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS Yunus: 92).

Wallahu A’lam





Tidak ada komentar:

Posting Komentar